Motivation - Indonesia, tepatnya Sulawesi Selatan ada sosok mistik Poppo misterius yang kerap menjadi sebuah mitos yang menakutkan bagi masyarakat Bugis. Poppo’ atau ada juga yang menyebutnya Peppo’ menurut kepercayaan orang di tanah bugis adalah sejenis siluman perempuan yang bisa terbang. Ada sebuah kisah tentang poppo yang konon pernah terjadi di sebuah kampung.
Suatu hari, Puang Imang bersama semua keluarganya meninggalkan rumahnya karena seorang keluarganya mengadakan pesta pernikahan di daerah lain.
Malam harinya, rumah Puang Imang dimasuki oleh poppo yang, sekali lagi, konon ingin mencuri.
Setelah barang-barang yang mau dibawa pergi telah dibungkus dengan sarung, poppo itu tak bisa keluar dari rumah Puang Imang.
Katanya, menurut pengakuan poppo itu, ia melihat dirinya dikepung air seperti laut yang tak memiliki pantai.
Setelah Puang Imang kembali, ia menemukan poppo telah berubah wujud menjadi seorang perempuan cantik berambut panjang telanjang berdiri di ruang tengah rumahnya.
Ternyata rumah Puang Imang, sebelum ditinggalkan, telah disappo (dipagari) dengan baca-baca (mantera) sehingga poppo itu tak bisa keluar.
Poppo itu kemudian diberi sehelai pakaian oleh istri Puang Imang dan dibiarkan pergi. Namun sebelumnya untuk membuat perempuan itu jera, rambut panjangnya dipotong nyaris habis.
Poppo menurut kepercayaan orang bugis selain dikenal sebagai hantu pencuri juga suka mengisap darah, utamanya perempuan yang sedang melahirkan. Poppo dipercaya juga suka berada di kebun jagung atau kebun di mana banyak buah-buahan.
Kesukaan poppo berada di pohon yang berbuah itu kadang digunakan oleh orang (yang berani) di musim mangga berbuah. Poppo yang ‘hinggap’ di cabang pohon mangga akan menjatuhkan buah-buah mangga matang.
Beberapa cerita pendukung ini banyak dijumpai di masyarakat Sulawesi Selatan. Mereka pada umumnya melihat hal tersebut pada waktu malam sekitar pukul 11:00-04:00 menjelang adzan subuh biasanya mereka berubah kembali kewujud manusia biasa.
Menurut mereka Poppo takut pada Bawang merah, merica, dan parang panjang. Masyarakat sulawesi selatan biasanya membakar dupa berupa kulit bawang putih atau kulit bawang merah serta mendidihkan air pada saat menjelang kelahiran bayi mereka untuk menghindari kehadiran dari mahluk ini.
Mereka juga meyakini poppo sering mengambil rejeki dari rumah yang didatanginya. Sehingga rumah tersebut tidak akan pernah berkecukupan, tapi rumah yang di dalamnya sering dibacakan ayat-ayat suci alquran tidak akan pernah didatangi oleh mahluk ini.
Malam harinya, rumah Puang Imang dimasuki oleh poppo yang, sekali lagi, konon ingin mencuri.
Setelah barang-barang yang mau dibawa pergi telah dibungkus dengan sarung, poppo itu tak bisa keluar dari rumah Puang Imang.
Katanya, menurut pengakuan poppo itu, ia melihat dirinya dikepung air seperti laut yang tak memiliki pantai.
Setelah Puang Imang kembali, ia menemukan poppo telah berubah wujud menjadi seorang perempuan cantik berambut panjang telanjang berdiri di ruang tengah rumahnya.
Ternyata rumah Puang Imang, sebelum ditinggalkan, telah disappo (dipagari) dengan baca-baca (mantera) sehingga poppo itu tak bisa keluar.
Poppo itu kemudian diberi sehelai pakaian oleh istri Puang Imang dan dibiarkan pergi. Namun sebelumnya untuk membuat perempuan itu jera, rambut panjangnya dipotong nyaris habis.
Poppo menurut kepercayaan orang bugis selain dikenal sebagai hantu pencuri juga suka mengisap darah, utamanya perempuan yang sedang melahirkan. Poppo dipercaya juga suka berada di kebun jagung atau kebun di mana banyak buah-buahan.
Kesukaan poppo berada di pohon yang berbuah itu kadang digunakan oleh orang (yang berani) di musim mangga berbuah. Poppo yang ‘hinggap’ di cabang pohon mangga akan menjatuhkan buah-buah mangga matang.
Beberapa cerita pendukung ini banyak dijumpai di masyarakat Sulawesi Selatan. Mereka pada umumnya melihat hal tersebut pada waktu malam sekitar pukul 11:00-04:00 menjelang adzan subuh biasanya mereka berubah kembali kewujud manusia biasa.
Menurut mereka Poppo takut pada Bawang merah, merica, dan parang panjang. Masyarakat sulawesi selatan biasanya membakar dupa berupa kulit bawang putih atau kulit bawang merah serta mendidihkan air pada saat menjelang kelahiran bayi mereka untuk menghindari kehadiran dari mahluk ini.
Mereka juga meyakini poppo sering mengambil rejeki dari rumah yang didatanginya. Sehingga rumah tersebut tidak akan pernah berkecukupan, tapi rumah yang di dalamnya sering dibacakan ayat-ayat suci alquran tidak akan pernah didatangi oleh mahluk ini.
0 komentar:
Posting Komentar