Motivation - Di Era Modern ini, semua sudah mengenal teknologi seperti smartphone, tak terkecuali anak - anak yang masih berusia 3 - 4 tahun. Bahkan tangan mereka lebih lincah dibanding orang tuanya yang gaptek (gagap teknologi). Nah, tahukah anda bahwa sebenarnya anak - anak tidak dianjurkan untuk bermain hp di usianya yang masih muda? Mengapa demikian?
Sebuah penelitian di London, Inggris, menunjukkan para orang tua akan membekali anaknya dengan telepon selular di usia 11 tahun. Dan khusus untuk orang berkecukupan, mereka akan membekali anak mereka telepon selular di usia 2 atau 3 tahun.
Dalam riset yang dilakukan Intersperience terhadap lebih dari 1.000 orang tua, terungkap bahwa dari pilihan rentang usia anak 3 sampai 18 tahun, mereka mengizinkan buah hatinya menggunakan telepon selular pada usia 7 tahun.
Menurut mereka, pada usia ini anak sudah dianggap bijak dalam memakai telepon selular untuk kebutuhan komunikasi dengan keluarga dan pertemanan.
"Setiap bulan, para orang tua itu mengeluarkan uang sekitar 20 poundsterling (sekitar Rp 280 ribu) untuk membayar tagihan ponsel anaknya," kata Paul Hudson, CEO Intersperience.
Selain meminta pendapat para orang tua, kata Hudson, Intersperience mengukur ekspektasi teknologi pada anak-anak. Sebanyak 42 persen dari mereka ingin menggunakan ponsel yang dapat dipakai untuk mengendalikan perangkat lain, seperti televisi.
Bahkan 33 persen anak-anak membayangkan di masa depan mereka dapat memakai ponsel sebagaimana kartu kredit. Ini sangat bertolak belakang dari anggapan orang dewasa yang masih khawatir akan masalah keamanan jika ponsel juga difungsikan sebagai alat pembayaran.
Dalam riset yang dilakukan Intersperience terhadap lebih dari 1.000 orang tua, terungkap bahwa dari pilihan rentang usia anak 3 sampai 18 tahun, mereka mengizinkan buah hatinya menggunakan telepon selular pada usia 7 tahun.
Menurut mereka, pada usia ini anak sudah dianggap bijak dalam memakai telepon selular untuk kebutuhan komunikasi dengan keluarga dan pertemanan.
"Setiap bulan, para orang tua itu mengeluarkan uang sekitar 20 poundsterling (sekitar Rp 280 ribu) untuk membayar tagihan ponsel anaknya," kata Paul Hudson, CEO Intersperience.
Selain meminta pendapat para orang tua, kata Hudson, Intersperience mengukur ekspektasi teknologi pada anak-anak. Sebanyak 42 persen dari mereka ingin menggunakan ponsel yang dapat dipakai untuk mengendalikan perangkat lain, seperti televisi.
Bahkan 33 persen anak-anak membayangkan di masa depan mereka dapat memakai ponsel sebagaimana kartu kredit. Ini sangat bertolak belakang dari anggapan orang dewasa yang masih khawatir akan masalah keamanan jika ponsel juga difungsikan sebagai alat pembayaran.
0 komentar:
Posting Komentar